Genetic fallacy ini adalah suatu kesalahan logika di saat seseorang dianggap memiliki karakteristik tertentu karena asal-usulnya (ras, agama, golongan, dan semacamnya)
Contoh :
Padahal, kalau kita mau melihat dari kacamata netral dan objektif, sebenarnya kan sifat orang Makassar antara satu dan yang lainnya berbeda-beda , ada yang emang ngomongnya emang kasar sih ada juga yang lembut tapi kan belum tentu ngomongnya kasar hatinya juga gak baik sama kayak lagi lihat orang yang badannya gede kayak preman pasti semua ngirain gila pasti preman nih belum tentu banyak kok badan gede kayak preman eh hatinya hello kitty wkwwkwk. Jadi, kita nggak bisa menjustifikasi bahwa orang Makassar itu pasti kasar dengan orang yang berbadan preman itu jahat
kesalah berlogika di indonesia ini juga terlihat pada SNMPTN ( Jalur Undangan)
Sebagaimana yang kita tahu, siswa dengan nilai rapor yang bagus tapi berasal dari sekolah yang berintegritas rendah kemungkinan besar tak lolos seleksi undangan SNMPTN.
menurut logika kementerian pendidikan yang luar biasa cerdas itu, jika ada sekolah berintegritas rendah, maka pasti semua siswa di sekolah tersebut juga ndak jujur. Alhasil, siswa yang berasal dari sekolah berintegritas rendah jadi lebih sulit untuk tembus SNMPTN undangan.
Apakah ini adil?
Tentu saja tidak..
Bagaimana dengan siswa yang jujur, rajin belajar, cerdas, dan kebetulan belajar di sekolah yang integritasnya rendah? Apakah hanya karena kebetulan dia dididik sekolah yang berintegritas rendah jadinya dia nggak berhak lulus SNMPTN undangan? Tidak kan...
Kacaunya lagi, saat ada sekolah yang tertangkap tangan memanipulasi nilai rapor siswanya agar tembus SNMPTN undangan, sekolah tersebut di-black list dari SNMPTN undangan tahun berikutnya. Jadilah, siswa kelas 11 yang tak berdosa dan tak tahu apa-apa malah ndak dapat kesempatan SNMPTN undangan tahun depan.
yang salah siapa, yang dapet konsekuensinya siapa...Kan lucu.
Sebagaimana yang kita tahu, siswa dengan nilai rapor yang bagus tapi berasal dari sekolah yang berintegritas rendah kemungkinan besar tak lolos seleksi undangan SNMPTN.
menurut logika kementerian pendidikan yang luar biasa cerdas itu, jika ada sekolah berintegritas rendah, maka pasti semua siswa di sekolah tersebut juga ndak jujur. Alhasil, siswa yang berasal dari sekolah berintegritas rendah jadi lebih sulit untuk tembus SNMPTN undangan.
Apakah ini adil?
Tentu saja tidak..
Bagaimana dengan siswa yang jujur, rajin belajar, cerdas, dan kebetulan belajar di sekolah yang integritasnya rendah? Apakah hanya karena kebetulan dia dididik sekolah yang berintegritas rendah jadinya dia nggak berhak lulus SNMPTN undangan? Tidak kan...
Kacaunya lagi, saat ada sekolah yang tertangkap tangan memanipulasi nilai rapor siswanya agar tembus SNMPTN undangan, sekolah tersebut di-black list dari SNMPTN undangan tahun berikutnya. Jadilah, siswa kelas 11 yang tak berdosa dan tak tahu apa-apa malah ndak dapat kesempatan SNMPTN undangan tahun depan.
yang salah siapa, yang dapet konsekuensinya siapa...Kan lucu.
Comments
Post a Comment